Cara membangun komunikasi yang efektif dalam tim, terkait produk inovasi pembelajaran yang akan didiseminasikan kepada pimpinan birokrat dinas pendidikan dan pemangku kepentingan lainnya

 






Foto-foto di atas adalah salah satu contoh kegiatan berkomunikasi efektif dengan para pemangku kebijakan seperti Kepala Sekolah, Kepala Dinas Pendidikan kabupaten, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi serta pihak Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud.

Setelah mempelajari modul 14 tentang Komunikasi Efektif, saya menjadi memahami bagaimana seharusnya melakukan komunikasi efektif. Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.

Terdapat dua hal yang harus dipahami juga dalam komunikasi yatu content (isi) dan context (konteks). Isi pesan harus tersampaikan dengan jelas kepada lawan bicara sehingga mudah dipahami dan tidak menimbulkan pengertian yang bias. Konten komunikasi diupayakan sesuai dengan bahasa atau kelaziman yang berlaku di tempat komunikasi berlangsung. Sedangkan konteks berkaitan dengan waktu, tempat, suasana, dan cara menyampaikannya. Pesan yang baik dan berguna menjadi mubazir apabila disampaikan pada situasi yang tidak tepat. Demikian juga jika konteksnya sudah tepat, namun jika isi pesan tidak tersampaikan dengan jelas juga tidak banyak memberi manfaat.

Berkaitan dengan komunikasi yang efektif dalam tim, saya mencoba membuat saluran komunikasinya dulu karena saya satu-satunya SRB dari kabupaten Sijunjung, sehingga saya harus berkolaborasi dengan SRB lainnya seandainya akan menghadap Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat. Kami akan membuat ruang diskusi menggunakan whatsapp kalau perlu kami akan melakukan vidcon agar lebih jelas komunikasinya membahas rencana diseminasi terkait produk inovasi pembelajaran yang telah kami lakukan.

Setelah komunikasi terbangun dengan baik dan semua anggota tim sudah memiliki pemahaman yang sama dengan rencana desiminasi produk di hadapan Kepala Dinas Pendidikan. Setelah kesepakatan dan kesepahaman terbentuk akan mudah bagi kami untuk mempresentasikan inovasi pembelajaran kami kepada pemangku kepentingan baik di tingkat kabupaten/kota maupun di tingkat provinsi.

Pada saat akan bertemua dengan pemangku kepentingan, kami akan menanyakan dulu kepada ajudan kalau mau bertemua pejabat tau menanyakan kepada sekretaris apakah kami bisa bertemu dengan Gubernur/walikota/Bupati . Jika harus membuat janji temu, kami akan mengisi buku tamu dan mencatat nomer yang bisa kami hubungi. Setelah mendapatkan hari/tanggal untuk bertemu, kami akan menghadap dengan membawa kertas kerja/rencana tindak lanjut /produk inovasi pembelajaran yang kami buat.

Kami akan datang lebih awal dari waktu yang telah disepakati ini untuk menunjukkan kedisiplinan waktu dan menghargai waktu yang disediakan oleh pemangku kepentingan kepada kami. Lebih baik kami menunggu daripada terlambat walaupun hanya 1 menit.

Pada saat sudah dipersilahkan masuk ke dalam ruangan, kami akan bersalaman dan memperkenalkan diri bahwa kami adalah Sahabat Rumah Belajar/Peserta PembaTIK Level 4 Provinsi Sumatera Barat tahun 2020 dengan menunjukkan surat pengumuman kelulusan peserta pembaTIK dari Pusdatin Kemdikbud serta surat tugas dari kepala sekolah masing-masing.

Kami akan menyampaikan maksud kedatangan kami, bahwa kami akan melakukan sosialisasi terkait inovasi pembelajaran yang telah kami buat. Jika diminta untuk mempresentasikan dengan LCD projector, kami sudah menyiapkan slide presentasinya dari rumah. Semua anggota tim harus mampu menjelaskan dan memiliki persamaan persepsi tentang produk inovasi yang disampaikan.

Jika telah selesai melakukan presentasi dan memperoleh respon positif atau bahkan respon negative tetap harus mengucapakan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan untuk memaparkan tentang produk inovasi yang telah dbuat dan berjanji akan melakukan revisi/perbaikan. Setelah itu ucapkan pula permohonan maaf kepada pemangku kepentingan jika ada hal-hal yang tidak sepatutnya .

Demikian kira-kira cara berkomunikasi efektif jika diberi kesempatan untuk bertemu langsung, tetapi jika harus mensosialisasikan melalui daring, tetap lakukan hal yang sama bedanya hanya saluran komunikasinya saja. Ketika kami akan melakukan webinar yang melibatkan guru-guru di lingkungan/daerah tertentu, misalnya saya yang bertugas di kabupaten Sijunjung, jika akan menyelenggarakan webinar dalam rangka sosialisasi inovasi pembelajaran khusus guru-guru SMK/SMA, maka saya akan melapor terlebih dahulu kepada kepala sekolah dan Kepala Cabang Dinas Wilayah V Muaro Sijunjung. Untuk lebih formalnya kegiatan webinar nantinya, saya akan meminta kepada Kacabdin untuk membuka secara resmi kegiatan tersebut sehingga kegiatan saya memang beliau mengetahui dan dapat memberikan support bagi guru-guru lainnya.

Jika saya akan mengadakan webinar bagi guru-guru dari tingkat TK,SD, SMP, maka saya akan melapor dan meminta izin terlebih dahulu kepada Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Sijunjung. Saya juga akan meminta Bapak Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Sijunjung membuka acara webinar tersebut, sehingga belaiu juga dapat memantau sekaligus memberikan motivasi kepada para guru di wilayah kabupaten Sijunjung sesuai dengan kewenangan Kadis Pendidikan kabupaten Sijunjung.

Demikianlah refleksi tentang komunikasi efektif jika akan mendesiminasikan produk inovasi pembelajaran kepada pemangku kepentingan.

Berbagi Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK Mewujudkan Merdeka Belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH TAHUN 2020

Sekolah sebagai suatu ekosistem membutuhkan kepemimpinan Kepala Sekolah yang tangguh. Kepala Sekolah pada dasarnya adalah seorang manajer, s...