REFLEKSI PELATIHAN MDGN SERI 1 SAMPAI SERI 4

Inilah cerita tentang Pelatihan berseries yang diprakarsai oleh Minang Diaspora Global Network/MDGN dari seri 1 sampai dengan seri 4. Masa pandemi terbukti mengubah semua kebiasaan dari kebiasaan lama kepada suatu kebiasaan baru yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Kebiasaan-kebiasaan baru itu diantaranya bagaimana setiap individu begitu memperhatikan kesehatan diri dan lingkungannya dengan selalu cuci tangan, memakai masker, membawa antiseptik dimanapun berada, menjaga jarak dengan orang lain. Kebiasaan baru di dalam dunia pendidikan diantaranya belajar mengajar menggunakan teknologi seperti google classroom whatsapp, edmodo, moodle, rumah belajar dan lain sebagainya. Kita begitu familiar dengan teleconference menggunakan zoom meeting, webex, google meet dan sebagainya. Masa pandemi memaksa semua pendidik untuk belajar dan mengajar dengan teknologi, mengupgrade kemampuan diri melalui berbagai kegiatan webinar baik seminar maupun pelatihan. 

Minang Diaspora Global Network/MDGN merupakan lembaga yang dibentuk oleh praktisi pendidikan yang tersebar di seluruh dunia dan merupakan putra putri terbaik dari ranah minang atau orang Sumatera Barat. MDGN terdiri dari Prof.dr.Fasli Jaexpertlal, Prof.Burmani Ilyas dan banyak lagi tokoh Minagkabau baik di dalam maupun di luar negeri. Beliau-beliau itulah yang menginisiasi diadakannya pelatihan bagi guru-guru Sumatera Barat dalam untuk mempersiapkan diri melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan berbagai persoalan dan kondisi yang dihadapi para pendidik.

Pada pelatihan seri 1 saya terdaftar sebagai peserta, pelatihan seri 1 diawali dengan presentasi nara sumber bagaimana membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Daring sebagai persapan pembelajaran di masa pandemi. Peserta diminta menyusun RPP daring untuk 1 kali pertemuan. Pada RPP tergambar kegiatan selama pembelajaran jarak jauh berlangsung. Setalah saya menyelesaikan tugas pada pelatihan seri 1, tiba-tiba saya mendapat telepon dari Ibu Citra Puspitasari yang merupakan salah satu panitia pelatihan MDGN yang mengajak saya untuk menjadi mentor di kelas SMK 02. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan meskipun dari segi keilmuan saya belum expert bila dibandingkan dengan mentor-mentor di kelas lainnya. Saya berpikir inilah kesempatan bagi saya untuk belajar dan mengupgrade diri saya bersama mentor-mentor hebat lainnya. Tawaran dari Ibu Citrapun saya terima dengan senang hati. Mulailah saya membimbing peserta di kelas SMK 02 bersama rekan mentor Ibu Netrawati yang merupakan guru Multimedia dari SMK Negeri 4 Padang. Tugas yang harus diselesaikan peserta pada pelatihan seri 2 adalah menyusun emodul dengan menggunakan Flipbook. Tujuan pembuatan emodul ini tidak lain agar peserta didik tidak merasa bosan saat harus membaca materi yang diberikan oleh guru. Emodul dapat kita tambahkan gambar, animasi juga musik sehingga peserta didik senang untuk membacanya dibanding modul biasa dalam bentuk word atau pdf.

Alhamdulillah sebagai mentor di kelas SMK 02 kami berdua saling mengisi dan mengarahkan peserta sehingga peserta dapat menyelesaikan tugas-tugasnya. Setelah pelatihan seri 2 berhasil, dilanjutkan dengan pelatihan seri 3 dengan materi penyusunan LKPD online menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning. Peserta diberikan waktu selama 1 minggu untuk berkonsultasi dengan mentor dan 1 minggu untuk penyelesaian tugas. 

Pada pelatihan keempat peserta diberi tugas untuk menyusun 1 konten pembelajaran menggunakan dukungan teknologi yang menunjukkan interaksi antara guru dan peserta didik. Masing-masing peserta memaparkan pelaksanaan pembelajaran jarak jauhnya, ada yang menggunakan metode flipped classroom dengan whatsapp, ada yang menggunakan google classroom , ada yang menggunakan moodle, ada yang menggunakan kelas maya si cadiak pandai dan lain sebagainya. Semua peserta bersemangat untuk menyelesaikan tugas dengan memasukkan tugas ke kantong-kantong tugas yang sudah disediakan panitia.

Ada hal unik dari pelaksanaan pelatihan MDGN dari seri 1 sampai dengan seri 4 , pola pelatihannya dapat saya jelaskan sebagai berikut :
1. Peserta mendaftar melalui link yang dibagikan panitia.
2. Peserta akan tergabung pada grup telegram untuk memperoleh informasi terkait pelatihan MDGN dan informasi satu arah dari panitia.
3. Peserta akan tergabung pada grup whatsapp sesuai dengan pengelompokkan jenjang pendidikan.
4. Peserta akan dimbimbing oleh para mentor terkait penugasan dan materi yang sudah diberikan oleh nara sumber.
5. Peserta harus mengisi daftar hadir setiap diskusi dengan mentor di kelas masing-masing.
6. Peserta diberikan waktu untuk menyelesaikan tugas.
7. Mentor mengusulkan peserta terbaik di kelasnya untuk dipilih panitia menjadi pemateri pada kegiatan IN bersama nara sumber pemateri utama.
8. Peserta dan mentor akan diberikan sertifikat keikutsertaannya dalam pelatihan.

Ada hal-hal menarik dari pelatihan yang dilaksanakan oleh MDGN, diantaranya melibatkan para pemangku kepentingan dari Dirjen GTK, Gubernur, Bupati/Walikota, Kepala Dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota, dosen, praktisi pendidikan, para profesor baik dalam/luar negeri dan para pendidik dari tingkat pendidikan PAUD,SD,SLTP,SLTA dan SMK. Semuanya bersinergi untuk memajukan pendidikan khususnya di ranah minang . Semua berkolaborasi tanpa mengeluarkan biaya untuk saling bahu membahu mempersiapkan para pendidik dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

Demikian cerita kilas balik pelatihan MDGN seri 1 sampai dengan seri 4, semoga MDGN terus berkiprah bagi kemajuan pendidikan Indonesia dan Sumatera Barat pada khususnya. Terima kasih telah memberi kesempatan saya untuk terus belajar dan berkontribusi dalam dunia pendidikan.

"Basamo mako manjadi"

Pada awal kegiatan masih ada perbedaan persepsi antara Panitia dgn mentor dan antar mentor. Utk itu nembuat himbauan pada para Mentor dan juga Panitia. Tks.

“Bpk-bpk dan Ibu-ibu para Mentor, yg Insya Allah dirahmati Allah, bersama  ini Ambo ingin menyampaikan beberapa hal:

1. Tujuan dari serial pelatihan yg sudah dan akan kita lalukan ini (sebanyak 8 kali pertemuan utk tahap 1) adalah utk mendampingi dan memberikan dukungan bagi guru-guru Sumbar yg ingin meningkatkan mutu pembelajaran daring yg mereka laksanakan selama wabah Covid-19, agar proses belajar dan capaian hasil belajar siswa tidak menurun. Malahan  kalau bisa lebih baik dari pembelajaran tatap muka. 

2. Kita tahu bahwa tantangan yg mereka hadapi SANGAT BERVARIASI, sesuai dgn penguasaan isi, proses belajar dan kemampuan dalam melakukan evaluasi melalui daring. Selain itu mereka juga berhadapan dgn akses, penguasaan teknologi, ketersedian gawai yg memadai dan kemampuan pendanaan utk membiayai pemakaian jaringan yg JUGA SANGAT BERVARIASI. Ditambah lagi dgn kondisi di rumah masing-masing siswa yg SANGAT BERVARIASI dalam mendukung atau menghambat pelaksanaan pembelajaran BERMUTU melalui daring. Belum lagi variasi dalam pendekatan pembelajaran daring antar jenjang pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK. Oleh karena itu kita TIDAK BISA MENGHARAPKAN HASIL YG SAMA dari para peserta pelatihan sewaktu mereka menyelesaikan tugas yg kita berikan. Contoh yg diberikan Prof Ismet dan contoh yg lebih detil yg diberikan Bu Dhila dan dan Bu Fetri HANYA CONTOH SAJA, utk jenjang atau mata pelajaran mereka masing-masing, shg memudahkan para peserta dalam berupaya keras meningkatkan rencana dan strategi pembelajaran yg akan mereka siapkan karena berpindahnya proses pembelajaran dari TATAP MUKA menjadi DARING. 

Sepanjang setiap guru merasa bahwa mereka sudah memahami perbedaan yg mendasar antara pembelajaran tatap muka dgn daring, dgn adanya contoh-contoh UMUM dari Prof Ismet, Bu Dhila dan Fetri, serta peserta BERINTERAKSI DGN MENTOR SESUAI KEBUTUHAN, maka apapun hasilnya akan tetap kita terima. Karena kita yakin rencana itu adalah murni dari para guru, disesuaikan dgn kondisi riil mereka, DAN YG PALING PENTING, RENCANA ITU ADALAH MILIK MEREKA DAN AKAN MEREKA LAKSANAKAN DENGAN SEBAIKNYA. Jadi intinya adalah “ownership” atau kepemilikan dan “feasibility” atau keterlaksanaan dari rencana tsb. Dokumen tsb bisa SANGAT CANGGIH/LENGKAP tapi bisa juga SANGAT SEDERHANA. Asal dokumen tsb difikirkan dan dibuat dgn hati yg jernih oleh para guru maka itulah hasil tugas YG KITA TERIMA. Apa adanya dan TIDAK LEBIH DAN TIDAK KURANG. 

3. Bagaimana peran Mentor? Mentor adalah relawan-relawan yg berniat mulia mendampingi para peserta selama proses belajar ini. Mereka umumnya adalah orang yg berniat membantu orang lain dan dalam beberapa hal sudah menjadi pendamping, mentor atau malahan instruktur dalam berbagai pekatihan guru. DAN KEISTIMEWAAN MENTOR MENURUT SAYA ADALAH  KESUKAREKAAN UTK MEMBANTU DAN KESIAPAN UTK BERBAGI. Dengan memahami filosofi pelatihan kita spt yg saya uraikan di poin 1 dan 2 maka bagainana cara Mentor memberdayakan dan mendampingi proses belajar masing-masing guru KITA SERAHKAN PADA KEBIJAKSANAAN DAN PENGALAMAN MENTOR DENGAN TETAP MEMEGANG FILOSOFI PELATIHAN INI.  Kita berharap paguyuban para Mentor ini tudak berhenti hanya pada pelatihan ini saja tapi bisa berlanjut, bila para Mentor dgn suka rela ikut, pada kegiaran-kegiatan utk memajukan pendidikan di Sunbar di masa depan. Utk itu dari lubuk hati yg dalam AMBO UCAPKAN TERIMA KASIH YG SEBESAR-BESARNYA PADA SEMUA MENTOR YG TANPA PAMRIH SUDAH BERSEDIA MENGEMBAN TUGAS MULIA INI. 

4. Mengenai keikut sertaan peserta. Kita bersyukur Alhamdulillah, bahwa tawaran pelatihan dari kita ternyata disambut hangat oleh para guru Sumbar sehingga jumlah yg mendaftar jauh melebihi perkiraan kita. Ini menunjukkan bahwa peserta merasa ada sesuatu yg bermanfaat yg akan mereka peroleh dari pelatihan. Utk itu mereka bersedia berkorban waktu, membatalkan acara lain dan juga menanggung biaya konektivitas jaringan, yg tidak murah, agar terap bisa mengikuti seluruh rencana kegiatan dalam pelatihan ini. Melihat antusiasme dan pengorbanan para guru tsb kita harus MENGHARGAINYA DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH. Utk itu saya minta JANGAN SAMPAI HAL-HAL TEHNIS MENGHAMBAT KEINGINAN MEREKA UTK BERGABUNG DALAM PELATIHAN. Sepanjang mereka menyatakan hadir di pelatihan pertama, walau pun kita tahu tidak mudah utk mendeteksinya, mengisi absensi, mendaftar utk masuk kelompok, berinteraksi dgn Mentor dan mengerjakan TUGAS, sesederhana apa pun hasilnya, dan mengirimkannya kepada Mentor serta akhirnya ikut pelatihan kedua sampai selesai maka KITA ANGGAP SUDAH SAH SEBAGAI PESERTA. Kalau ada yg masih tidak sinkron antara pendaftaran pada tahap awal dgn absensi kehadiran, pendaftaran di telegram dan terdaftarnya mereka di kelompok HARUS DISELESAIKAN DENGAN PENUH PERTIMBANGAN DAN KEBIJAKSANAAN. Mari kita hargai semangat guru-guru Sumbar utk tetap ingin belajar dan berbagi, ditengah berbagai dampak negatif dari wabah Covid-19 yg sedang melanda dunia. Terima kasih atas perhatian dan dukungan dari teman-teman Mentor. Semoga perjuangan dan pengorbanan waktu, fikiran dan dana dari teman-teman utk memajukan kualitas hasil belajar anak nagari di Sumbar menjadi amal jariah di hadapan Allah SAwT. Aamiin, Ya Rabb. 
Wassalam,
Fasli Jalal”

Kumpulan materi pelatihan MDGN : Materi pelatihan
Link-link penting :








 









PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH TAHUN 2020

Sekolah sebagai suatu ekosistem membutuhkan kepemimpinan Kepala Sekolah yang tangguh. Kepala Sekolah pada dasarnya adalah seorang manajer, s...