Pendidik dalam perspektif merdeka belajar adalah materi yang disampaikan oleh Dirjen GTK Bapak Iwan Syahril pada kuliah umum PembaTIK Level 4 Berbagi pada hari Selasa tanggal 15 September 2020. Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan pesan tentang filosofi Ki Hajar Dewantara yang merupakan Bapak Pendidikan di Republik ini, bahwa seorang pendidik harus memiliki kualitas yang baik dalam pembelajaran bagi anak didiknya, karena seorang anak yang dilahirkan diumpamakan sehelai kertas yang sudah ditulis penuh tapi semua tulisan itu masih suram.Pendidik berkewajiban dan berkuasa menebalkan semua tulisan buram tersebut dan mengisinya agar nampak sebagai budi pekerti yang baik.
Konsep Merdeka Belajar
1. Memandang anak dengan rasa hormat
Pendidik hanya bisa menuntun, tidak merubah kodrat anak didik. Pendidik ibarat petani dan anak didik ibarat padi. Pendidik harus bisa menumbuhkan anak sebagai padi yang terbaik.
2. Mendidik secara holistik
Pendidikan holistik adalah pendidikan budi pekerti. Bersatunya cipta, rasa, karsa, raga. Budi pekerti akan membawa pada kebijaksanaan yang baik. Jika sistem pendidikan tidak secara holistik maka akan menciptakan kelangkaan kebijaksanaan.
3. Mendidik secara kontekstual
Pendidikan harus disesuaikan dengan kodrat keadaan dan jamannya. Pendidik harus mampu melihat perubahan itu dan memanfaatkan teknologi.
Visi Merdeka Belajar
Pendidik harus fokus kepada anak didik. Melihat tumbuh kembang secara holistik dan melakukan inovasi dalam pembelajaran. Hadirkan inovasi, tinggalkan cara lama dan pola lama.
Belajar dari COVID 19
1. Sikap mental untuk nyaman dengan ketidaknyamanan. Mendukung terwujudnya budaya inovasi.
2. Beragam konteks tantangan yang dihadapi memaksa pendidik untuk berpikir ulang.
3. Menurunnya kecemasan terhadap pendidikan berbasis teknologi.
Kesimpulannya : Pendidik harus mampu menjadi telada, motivator dan pendorong merdeka belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar